Aneh dan Unik - Presiden Filipina Rodrigo Duterte tak henti-hentinya membuat kabar kontroversial tentang ketegasannya memimpin negara. TogelSingapore Tak tanggung-tanggung, kali ini korban ketegasan kepala negara kelahiran 28 Maret 1945 itu adalah pemerintah Amerika Serikat.
Dalam sebuah upacara militer yang disiarkan secara langsung di televisi, Presiden Duterte secara terang-terangan menolak tawaran dari kepala pertahanan dan pejabat tinggi AS lainnya untuk membeli jet tempur F-16. Bahkan, Duterte menyebut pesawat itu tidak berguna.
1. F-16 itu tidak berguna
Presiden Duterte dengan tegas mengatakan pembelian pesawat tempur F-16 itu akan sia-sia. Soalnya, pemerintah Filipina sendiri sejatinya memerlukan alutsista yang lebih ringan untuk memerangi pemberontak.
Duterte sendiri mengaku telah melayangkan surat kepada Menteri Pertahanan AS James Mattis, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo dan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross terkait penolakannya untuk membeli pesawat jet tempur F-16.
2. Duterte mengaku ditekan pemerintah AS
Selain itu, Duterte juga mengungkapkan jika tawaran pemerintah AS itu datang setelah dirinya ditekan karena kebijakan kontroversial perang narkoba, menerima sumber daya dari China dan pemberotakan Marawi.
Pemerintah AS, sebut Duterte, juga berupaya membujuknya untuk tidak membeli sistem dan platform senjata dari Rusia. Soalnya, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia tentang kemungkinan membeli senjata dari Negeri Beruang Merah itu.
3. Hanya membutuhkan helikopter dan pesawat kecil
Sejatinya pemerintah Filipina tidak membutuhkan pesawat tempur F-16 untuk memerangi pemberontak. Yang mereka perlukan hanyalah helikopter dan pesawat kecil.
“Itu sama sekali tidak berguna untuk membeli F-16. Tapi, yang kami perlukan adalah helikopter tempur dan pesawat kecil untuk melawan pemberontak."
4. Bersedia dialog kembali tapi enggan pergi ke Amerika
Walau telah menegaskan tidak akan membeli pesawat F-16 dari AS, Duterte tetap bersedia bertemu dengan tiga pejabat Negeri Paman Sam. Tetapi, bukan Duterte bila tak keras kepala. Dia bersikukuh menolak untuk pergi ke AS untuk dialog.
Filipina di bawah rezim Duterte memang diketahui telah menjalin hubungan dekat dengan Cina dan Rusia. Bahkan, selain hubungan perdagangan, Filipina juga bekerja sama di bidang pertahanan dengan kedua negara maju tersebut.
No comments:
Post a Comment