Aneh dan Unik - Seorang pria asal Singapura berumur 34 tahun, dijatuhi hukuman penjara selama 12,5 tahun dan dicambuk sebanyak 15 kali pada hari Senin (20/8/2018) setelah dinyatakan bersalah melakukan tindakan asusila terhadap anak perempuan.
Tindakan keji tersebut tidak hanya terjadi sekali. Pria yang bekerja sebagai kurir dengan teganya melecehkan anak perempuan tersebut sebanyak tiga kali dari tahun 2014. Ketika ibu korban berusia 31 tahun mengetahui apa yang diperbuat kekasihnya, TogelHK serta merta ia menendang keluar pria tersebut dari rumahnya.
Namun ia mengalah dan memasukkan pria itu ke dalam hidupnya kembali ketika ia memohon pengampunan.
1. Nenek korban melaporkan kepada polisi setelah menemukan memar pada kepala korban
Pada bulan Februari 2016, nenek gadis malang itu akhirnya melaporkan perbuatan pria tersebut setelah ia memukul cucunya hingga meninggalkan memar di bagian kepala. Perempuan yang berumur 54 tahun itu mengaku telah mengetahui akan pelecehan seksual yang terjadi dari tahun 2014 dan takut jika kejadian itu terulang kembali. Beberapa hari kemudian, pria itu ditangkap.
2. Kejadian miris itu terjadi berulang-ulang sejak tahun 2014
Pria yang ternyata secara hukum masih menikah dengan perempuan lain, memulai hubungan romantis dengan ibu korban setelah mengalami masalah di dalam rumah tangganya. Ia tinggal bersama kekasih barunya pada tahun 2012, dan hubungan tersebut menghasilkan dua anak. Yang mengejutkan, ia masih tinggal secara teratur dengan istrinya.
Pada tahun 2014 ketika liburan sekolah dimulai, saat tinggal di rumah kekasihnya berdua dengan korban, pria itu meminta sang korban untuk memijat kaki dan perlahan-lahan memintanya untuk menyentuh pangkal pahanya.
Ketika ia mendapatkan kesempatan kembali, ia menyuruh korban untuk melakukan tindakan asusila.
3. Tidak membela korban, ibunya malah meminta pengadilan untuk meringankan hubungan kekasihnya
Sebagai seorang ibu, seharusnya ia berada di pihak anak kandungnya sendiri. Namun dengan membawa bayi yang berusia 11 bulan, ibu korban itu mengajukan surat yang ditulis tangan kepada pengadilan. Di mana di dalam surat tersebut, ibu korban meminta pengadilan untuk meringankan hukuman yang dijatuhkan kepada kekasihnya.
Ia menggambarkan bahwa pria tersebut sebagai sosok ayah dan lelaki yang bertanggung jawab serta penuh kasih sayang. Ia merasa kecewa akan insiden yang terjadi, namun ia dan korban menerima pemohonan maafnya, serta menantikan saat-saat mereka untuk bersatu kembali sebagai keluarga.
Miris, apakah cinta itu benar-benar buta sehingga seorang ibu tega untuk menghancurkan masa depan anaknya sendiri?
No comments:
Post a Comment