Aneh Dan Unik ~ Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang cukup setia dan dekat dengan manusia. Hewan ini dikatakan pemilik dapat mendatangkan kenyamanan dan kebahagiaan. Selain itu, bagi unit kepolisian, anjing sangat dibutuhkan untuk penyelamatan dan melakukan pencarian.
Namun, perlu menjadi waspada, hewan ini memiliki suatu yang perlu diwaspadai, terutama dalam hal penyebaran penyakit rabies yang ditimbulkannya.
Beberapa waktu lalu, dari pemberitaan Riau24.com pada Senin (15/10), salah satu wilayah di Indonesia, Kabupaten Bengkalis. Ada sebanyak 1.348 ekor hewan terealisasi yang divaksinisasi dalam Hari Rabies Sedunia yang secara serentak dilaksanakan dari tanggal 25-30 September.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian (Distan) melalui Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan (Keswan), Bengkalis, H. M. Mardani, pada Senin 15 Oktober 2018.
Mardani menyebutkan pada waktu itu, untuk jumlah hewan yang divaksin terbanyak adalah anjing dan kucing. Untuk Pulau Bengkalis jumlah terbanyak adalah hewan jenis kucing. Vaksinasi selain dari memperingati Hari Rabies Sedunia sendiri juga upaya membebaskan kembali Pulau Bengkalis dari Rabies.
Pada kali ini yang dibahas adalah tentang perdagangan untuk memasok kebutuhan daging anjing di seluruh Indonesia. Setiap tahunnya, dilansir dari Okezone.com (6/11), di Indonesia oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menemukan adanya kekejaman dan kebrutalan yang dilakukan dalam metode penangkapan, transportasi dan penjagalan anjing.
Anjing-anjing tersebut banyak yang ditangkap untuk diperdagangkan dagingnya. Salah satu lokasinya adalah di wilayah ibukota Jakarta. "Kami melohat cara potongnya di pemotongan hewan, bagaimana cara mereka potong dan sisa daging yang tak terpakai mereka buang. Sangat tidak higienis," kata Karin Franken, Pendiri Jakarta Animal Aid Network (JAAN), saat ditemui dalam Konferensi Media dalam Kampanye Dog Meet Free Indonesia, di Jakarta Pusat, Senin (5/11/2019), dilansir dari Okezone.
Daging-daging tersebut dikonsumsi banyak berasal dari hewan peliharaan yang dicuri dan dipungut dari jalanan serta perkampungan, tanpa mengetahui kesehatannya. Ia mengatakan bahwa terpantau mobil pickup yang ditutupi terpal, membawa sekiranya 30-40 anjing.
"Hal ini tentu merupakan tindakan yang melanggar hukum peraturan berkaitan dengan kesehatan manusia dan kesejahteraan hewan sehingga harus segera dihentikan," ucapnya.
Penderitaan luar biasa yang dialami jutaan anjing setiap tahunnya sangat tidak terbayangkan. Karena masih tingginya permintaan konsumsi daging anjing di berbagai daerah di Indonesia, membuat Indonesia berisiko tinggi terhadap penyakit rabies.
Disebutkannya dari hasil pemantauan, sebanyak 7 persen yang makan daging anjing dari total 93 persen tidak memilih makan daging anjing. Dan 7 persen itu harus menanggung risiko penyakit rabies.
Memang tidak mudah bagi pemerintah untuk mengentikan konsumsi daging anjing, kendalanya terdapat pada begitu luasnya pintu masuk dari banyak celah. Dan Dokter hewan dr Sugiarto, dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia masih masuk ke dalam negara yang berisiko terhadap penyakit rabies.
Baca Juga
No comments:
Post a Comment